Saya adalah Satu dari
Seribu.
Walaupun saya nekat datang ke Ignition Jogja pada hari itu
juga (saya dari Semarang, daftar sendirian tanpa tim), tapi saya yakin karena
tujuannya jelas. Niat buat bikin perubahan positif yang memberikan manfaat buat
banyak orang ini akan menjadi kenyataan jika ada acara yang mewadahi seperti
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini. Purpose
yang ingin saya angkat disini berangkat dari data statistik bahwa tingkat
minat baca di Indonesia hanya sebesar 0,01%. Artinya dari 10.000 orang hanya 1
orang yang minat bacanya tinggi. Bandingkan populasi penduduk Indonesia yang sebesar 255,5 juta orang : 25 ribu orang yang memiliki minat baca tinggi. Itu
jauh dari kata “cukup” untuk bisa menjadikan pendidikan Indonesia lebih
berkualitas. Masalah ini sering terpikir sebelum saya tidur dan sampai sekarang belum menemukan jawabannya (kecuali saya sendiri yang bikin jawaban itu). Walaupun belum ada basic pemrograman atau
desain, tapi saya gak banyak mikir buat ikut Ignition, karena nanti ujungnya
saya malah gak jalan.
Ternyata secara kebetulan, apa yang saya pikirkan sama dengan
yang Mas Rubby Emir bilang ketika sesi pertama dimulai. Beliau mengatakan,
“Teman-teman datang kesini harus punya tujuan. Gak boleh asal dateng aja tapi
gak tau mau ngapain.” Buat bikin startup itu idealnya sesuai sama passion, jadi nanti gak bakal gampang
nyerah pas ada jalan buntu. Tapi ternyata gak boleh asal suka aja sama suatu hal demi menyelesaikan masalah tertentu. Startup harus dibutuhkan dan sanggup menyelesaikan
masalah banyak orang.
Saya amazed pas
acara karena ternyata Pak Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika) hadir
dan menjadi pembicara dalam sesi kedua. Selain saya punya purpose di awal tadi, saya juga punya tujuan lain yaitu untuk
mendapatkan partner kolaborasi. Saya yang punya latar belakang bisnis ini
tidak akan bisa jadi single fighter. Saatnya
harus cari hipster dan hacker lalu membentuk tim hebat serta
startup yang berdampak positif bagi banyak orang. Dan seperti yang saya kutip
dari tulisan Yansen Kamto, “Dua mahasiswa IT dari universitas ternama tidak
akan menghasilkan karya yang lebih inovatif dibandingkan gabungan dari
mahasiswa psikologi, teknik kimia, dan desain produk. Kolaborasi yang kuat akan
terbangun dari perbedaan.”
Insight yang saya dapatkan ketika sesi dari Mas M. Ghufron Mustaqim (VP of Service and People Operation Sale Stock) adalah
ketika memilih partner, harus cari yang lebih pinter daripada kita. Ini
supaya saling bersinergi dan menguatkan. Karena untuk jadi seorang founder startup itu harus pinter bikin
undangan. Iya, undangan buat ngajakin temen-temen kolaborasi dan create nothing to something! Seperti kata Mas Seto
Lareno (Head of People Partner for Technology Division GO-JEK), kalo startup itu
harus punya core value yang diangkat.
Sebagai contoh, core value yang diangkat
GO-JEK yaitu speed, innovative, dan social impact.
Dengan punya landasan pola pikir yang benar, semoga doa ini menjadi nyata
dan menjadi bagian dari 1 dari 1000 startup yang banyak membuka lapangan kerja,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan berkarya menciptakan dampak positif untuk
Indonesia.
Tidak ada komentar