“Nduk, besok habis lulus kuliah mau ngapain?” Tanya Mama di
siang bolong.
“Nanti liat dulu Ma, sambil jalan.” Jawabku enteng.
Itu sedikit percakapan antara ibu dan anak yang terjadi 4
bulan yang lalu.
---
“Besok nanti mau kerja dimana, Nduk?” Tanya Mama di suatu
malam.
“Opi nanti ga mau kerja, Ma.” Jawabku mantap.
“Gimana ceritanya kamu ga mau kerja???!!#$&*)”:>?cbdgfiedf~!**#@{}
*And the World War III began*
Begitulah beberapa potong percakapan antara aku dan ibu
sekitar 3 bulan yang lalu. Orang tua mana yang ga kaget kalo anaknya ga mau
kerja? Pasti mayoritas orang tua mengalami reaksi yang sama. Sebenernya aku salah
juga, sih. Jawabannya memang kalo dipikir terlalu frontal dan mengagetkan. Ada
dua kalimat yang perlu digarisbawahi saat ini. Yang bagian pertama jawabannya
ngambang, “Nanti liat dulu Ma, sambil jalan.” Sepintas mirip-mirip ya sama
pertanyaannya si cewe, “Mau dibawa kemana hubungan kita?”. Terus cowonya jawab,
“Jalani aja dulu lah, ya”.
Si cewe minta kepastian ke cowonya, apa bener-bener serius
mereka ngejalanin hubungannya. Sama kaya Mama ke aku, tanya kepastian gimana
nasib masa depanku nanti, apa bener-bener serius dijalanin prosesnya.
Bagian kedua, “Opi nanti ga mau kerja, Ma.” Sekilas mirip
sama kalo cowo lagi nembak cewe. Terus dijawab sama cewenya, “Aku ga mau jadi
pacar kamu.” Dyaarr. Ditolak mentah-mentah. Oke, jujur aja ini jawaban lebih
nyakitin daripada bagian pertama. Eh, nyakitin mana sih, digantungin apa ditolak??
Sekarang, ada yang bisa nebak ga, apa persamaannya antara
bagian pertama dan kedua? Kalo kamu ngejawab, “Sama-sama sakitnya tuh disini”.
Bisa dijamin berarti kamu salah satu orang yang susah move on.
Ngaconya udahan. Jawabannya yang bener itu: saya
sama-sama belum siap. Yang pertama, saya belum siap mengutarakan apa yang
ada di pikiran. Sehingga jawaban yang keluar dari mulut ya itu tadi, “Nanti
liat dulu.” Sedangkan yang kedua, saya belum siap dengan respon yang pasti diterima jika menjawab sesuai dengan hati nurani. Maka saya memilih untuk
menjawab praktis, “Saya ga mau kerja”. Walaupun penolakan yang saya lakukan
berakibat risiko terjadinya World War III tadi.
Mungkin dari kalian ada yang bertanya-tanya, kenapa saya tidak mau bekerja?
Simple saja, karena saya tidak suka. Saya tidak suka
disuruh-suruh si A untuk melakukan sebuah pekerjaan B, dengan cara C, tenggat
waktunya D, dan hasilnya harus E. Bekerja disini maksudnya adalah ikut orang
lain. Kerja dengan orang lain. Kita yang disuruh, orang lain yang menyuruh. Bahasa
kerennya mungkin “berkarier di sebuah perusahaan”. Saya sangat mengerti keadaan
diri sendiri. Bahwa saya bukan tipe orang yang nyaman melakukan pekerjaan
dengan cara disuruh orang lain.
Alasan lainnya, saya tidak ingin menjadi wanita karier yang
berangkat sebelum anaknya bangun, dan pulang malam ketika si anak sudah tidur.
Daripada nanti ujungnya resign, mending sekalian aja gausah karier di perusahaan.
Praktis banget emang mikirnya.
Belum lagi curhatan dari teman-teman yang sudah lulus
kuliah. Hampir tiap hari saya dicurhatin susahnya cari pekerjaan. Trus kalo
udah keterima kerja, ngeluh melulu karena pekerjaannya ga sesuai sama yang
diharapkan. Ya begitulah risikonya kalo kerja ikut orang lain. Kalo maunya
kerja sesuai sama yang diharepin, yaa berarti kudu punya usaha sendiri tho?
Bukannya saya nakut-nakutin, tapi faktanya jaman sekarang memang susah banget
ngelamar kerja di sebuah perusahaan (soalnya udah pernah ngalamin juga). Saya
tidak mau beasiswa S1 selama 4 tahun jadi mubazir dan menambah beban
negara dengan menjadi pengangguran.
Lantas kalo ga mau kerja, habis lulus mau ngapain?
Ada dua alternatif yang sudah dipikirkan
1. Ingin melanjutkan pendidikan dengan beasiswa S2 di
Amerika atau Inggris. Ambil jurusan finance
management atau jurusan yang berhubungan sama bisnis dan manajemen.
2. Cari duit sendiri tapi bukan dengan karier di perusahaan.
Baik alternatif pertama mau pun kedua sebenernya sama-sama
meragukan. Yaiyalah meragukan, namanya juga masa depan hehehe. Tapi kalau
disuruh milih, saya lebih sreg sama alternatif yang kedua. Ada beberapa
pertimbangan yang saya pikirkan kenapa memilih yang ini. Yah, cukup
kompleks lah sebenernya. Salah satunya, keinginan tak terbendung saya untuk
menjadi penulis internasional. Agak lucu jika nanti saya yang seorang
lulusan STM Teknik Komputer Jaringan, pernah bekerja di Event Organizer, kuliah
di Manajemen hingga S2 pula, eh ujungnya jadi penulis. Tapi gitu ya kerennya
orang Indonesia, masih banyak orang-orang di luar sana yang juga studinya tidak
sesuai sama pekerjaannya yang sekarang. Sangat fleksibel. Ini nyambung juga
sama postinganku yang sebelumnya tentang ke-fokus-an.
Sembari menyelesaikan tulisan ini dan memostingnya di blog,
aku tunjukkan kepada Mama juga Papa, supaya dibaca dan di-aamiin-i dalam setiap
doa mereka.
Dan sekarang, aku sudah mampu menerjemahkan apa itu
?!#$&*)”:>?cbdgfiedf~!**#@{} yang diucapkan Mama sebelumnya. Karena
kini, giliran Mama Papa yang mengangguk dan menjawab dengan mantap, “Pasti,
Nak.”
Semoga karier atau studi kamu lancar yah! Good Post!! heheh Blogwalking! hehehe
BalasHapusAamiin Ya Allah. Semoga berkah buat Galih juga ya! Terimakasih sudah maen dimari, sering2 yaa
HapusHAI, teman-teman, dukung aku ya buat jadi School Editor GADIS Annual Edition 2015.
BalasHapusCaranya:
• Vote via Website
1. Klik link ini >> bit.ly/SyifaGADIS2015
2. Pilih VOTE di bawah artikelku
3. Daftar/sign up jadi member di GADIS.co.id
4. Cek email kamu, dan aktivasi akun GADIS
5. Sekarang masuk/login dan klik VOTE di artikelku lagi, kalau sudah ada message data kamu terkirim artinya kamu sudah vote aku
6. Kamu bisa vote satu kali setiap hari, jadi boleh banget tiap hari vote kok
• Vote via SMS
Kirim SMS ke 08111901555. Formatnya:
MBY(spasi)Nama kamu#Sekolahkamu#SchoolEditor#Asy-syifaaHalimatuSadiah#SMAN1Cililin
Contoh: MBY DindaImani#SMAN5Bandung#SchoolEditor#Asy-syifaaHalimatuSadiah#SMAN1Cililin
*) Tarif SMS normal kok, jadi kirim sebanyak-banyaknya, dan ajak juga teman-teman kalian :)
TERIMAKASIH ^^
keren beasiswa S2 finance management , mau dong infonya :D
BalasHapusMakasih Dani. Saya juga lagi cari-cari nih mas. Langsung tanya ke bagian dekanat. Mas ada info apa aja yg dari internet? Mungkin bisa dishare :D
HapusKalau gamau disuruh, kan kakak bisa jadi boss, atau yang memberikan lapangan pekerjaan. #soktahu.
BalasHapusBtw, semangat dan sukses utk apa yang kakak inginkan!
Aamiin Ya Allah, Fadillah baek banget ya doain aku jadi pemimpin :)
HapusBismillah, aamiin, yuk semangattt! Sukses juga buat kamu yaah