Apa yang pertama kali muncul di pikiran kalo denger kalimat “bertepuk sebelah tangan”? Ngenes?
Sakit? Masa lalu? Yah apa pun itu, yang jelas ga enak banget. Yakin seratus
persen, mayoritas orang di seluruh dunia pasti punya masa lalu yang kelam.
Entah kelam karena masalah hidup, sosial, agama, atau bahkan yang paling
sederhana sekalipun, masalah cinta? No wonder, everybody and everythings in
this world who contains materials absolutely knew about love. Siapa gitu yang ga
kenal sama cinta? Hewan yang ga punya akal aja bisa ngrasain kasih sayang kok,
apalagi kita manusia. Ngomongin masalah cinta yang ga terbalaskan sejujurnya
rada males. Isu sensitif itu biasanya, sangkut pautnya ama masalah hati. Dari hati
ntar ujungnya ke perasaan, endingnya jadi galau. Biasanya sih gitu.
Udah ah ngomongin tentang hati, bikin capek. Balik lagi ke
masalah cinta. Aku juga pernah ngalamin gimana rasanya suka sama orang tapi
ternyata orang itu ga suka. Bukan ga suka juga sih, soalnya bisa jadi rancu dan
ngarahnya ke benci (ga suka = benci). Lebih tepatnya ga menaruh perasaan ke
kita. Cerita kaya gini kejadiannya waktu masih sekolah, ngerasain jatuh cinta
(baca: cinta monyet), tapi bertepuk sebelah tangan. Awalnya kita sama-sama tahu
kalo masing-masing punya perasaan yang sama. Berbagai macam sinyal ato kode
udah sama-sama ditangkep. Ini juga udah berjalan lama. Tapi endingnya tiba-tiba
aja orang itu suka sama yang lain. Seketika malah langsung jadian. Plaaakk!
Rasanya kaya digampar. Yang lebih bikin kaget lagi, tiba-tiba orang itu benci
dan berubah 360 derajat, entah apa maksudnya. Mungkin semua yang pernah
ngalamin ini ngrasain hal yang sama kalo cintanya ga terbalaskan: ngerasa udah
nglakuin hal semaksimal mungkin buat dia, berkorban demi apa pun, bahkan sampe
ngerasa Tuhan ga adil, ato ngerasa cintanya ke dia lebih besar daripada
cintanya orang lain ke dia. Rada absurd sebenernya, gimana bisa ngukur
kebesaran suatu cinta dan ngebandinginnya sama rasa cintanya orang lain? Ini
dari dulu sering jadi pertanyaan buat diri sendiri, tapi ya emang begitulah
yang terjadi. Absurd. Ga masuk akal. Tak ada logika. Itulah cinta.
Hampir 20 tahun hidup berjalan dan mengalami berbagai hal
yang luar biasa, aku mengamati betapa cinta yang bertepuk sebelah tangan ini
ternyata berbanding lurus dengan kesetiaan. Orang yang cintanya tak terbalaskan
selalu masih saja menunggu orang yang dicintainya datang, membalas dengan
perasaan yang sama. Orang ini selalu menanti, dengan penuh harap, dan entah sudah
sekian puluh ribu doa yang dipanjatkan. Berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan
hingga bertahun-tahun, rasa lelah yang mungkin sudah teramat sangat pun
terkalahkan dengan rasa cinta dan harapannya yang begitu besar. Berawal dari
perasaan suka, lama-lama menjadi cinta, menunggu sekiaaaaan lama, hingga
akhirnya perasaan cinta ini luntur terkalahkan oleh rasa sakit, menjadi hanya
sekedar “mengagumi”, hingga ujungnya berakhir dengan kekecewaan dan perasaan
yang luka. Tak ada yang bisa disalahkan dari ini semua. Tak ada yang bisa
membalikkan hati manusia kecuali Satu Yang Di Atas Sana. Mungkin hanya harapan
dan kenangan manis yang tersisa dari bongkahan rasa rindu yang hampa, rasa
sakit yang luar biasa, dan rasa cinta yang seakan menggila. Ya, mungkin hanya
itu yang tersisa.
Dalam doa yang dipanjatkan, aku merintih, memohon kepadaNya.
Dulu hanya itu yang bisa kulakukan, untuk sekedar mengobati segalanya yang
seakan sia-sia. Berdiam diri, duduk dan bersimpuh, membuka Al-Qur’an, kemudian
mengaji. Walau bibir ini sudah menyebut namaNya, tapi sayatan ini masih saja
terasa perih. Entah sepersekian detik kemudian, aku bergeming, diam dan sangat
hening, ketika kubaca arti dari Al-Baqarah 216: ............”Boleh jadi sesuatu yang kamu benci itu amat baik untuk
kamu dan boleh jadi sesuatu yang kamu sukai pula amat buruk untuk kamu. Allah
mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”.
Ternyata, rasa cinta cuma butuh penjelasan sesederhana itu.
Tuhan hanya perlu beberapa detik untuk menghapus segala pikiran dan perasaan
gundah ini dari hati seorang manusia. Sungguh luar biasa ya kuasaNya. Cinta
yang bertepuk sebelah tangan ini sebenarnya memang sederhana, tapi tahukah?
Tragisnya, orang yang mengalami unrequited love ini biasanya mencintai orang
yang, sebenarnya selalu dekat dengan dirinya. Mungkin teman dekat, sahabat,
teman masa kecil, atau... entahlah. Hanya Tuhan yang mengetahui segalanya.
rasanya, ngekk banget deh
BalasHapuskaya gula rasanya asin :D
Sofy... :-D
BalasHapusSorry gw harus tanya ini. 360 derajat? Berarti muter balik menghadap ke arah yg sama donk? Hehe..
There is a quote I like:
"Love is never lost. If not reciprocated, it will flow back and soften and purify the heart."
Untuk masalah karya sastra itu juga sama kaya cinta ntung, tak ada logika, termasuk urusan 360 derajat :) Got it?
HapusIt's my cup of tea! Good or bad, love will show your best way to trough it all..
Ah, ok kalo kamu mau mempertahankan pendapatmu yang menurutku agak "salah kaprah". Wkwk..
HapusSeriously, ungkapan yang bener itu menurutku 180 derajat. >.<
"I have found the paradox, that if you love until it hurts, there can be no more hurt, only more Love."
God, I need to write something on my blog.. ._.