ya, kamu berubah



Senin, 23 April. 10:42 pm

Ingin rasanya tak ingat kamu waktu dengarkan alunan lagu ni.
Karena aku tahu, ingat kamu pun rasanya percuma setelah banyak kejadian terlewati yang makin hari terlihat makin samar.
Bahkan saat kau cakap bahwa pasti akan ada kabar, sebuah berita pun tak kudengar lewat telinga ini.
Juga, saat kau kata, tak kan dan tak boleh aku berubah, yang terjadi malah kau telan bulat-bulat semua yang kau ucapkan.
Ya, kau berubah.
Seketika rubuhlah sudah rasa percaya ini.
Persis seperti ironi-mu kepadaku, mengumpamakan bunga yang baru tumbuh kemudian diinjak injak sampai hancur.
Begitulah juga aku padamu. Sama seperti filosofimu. Seperti metaforamu. Seperti KAMU.
Kalau kau tahu, sejujurnya aku abaikan semua peristiwa, suasana, bahkan "rasa". Sungguh, sama sekali kukesampingkan itu.
Aku hanya ingin kejujuran, kejujuran dari apa yang kau cakapkan dulu, kepercayaan yang dulu ada, semuanya sama seperti dulu.
Tapi, kenapa semua harus ada kata "dulu"?

Dulu dulu, sekarang sekarang.
Mungkin bait itu memang tepat menggambarkan keadaan mengenai waktu.
Waktu yang terus berlari, yang memutarbalikkan fakta, mengubahnya menjadi fana.

Satu yang dapat kumengerti dari semua ini adalah,
Jangan pernah mempercayai siapapun. Siapapun.
Sekali lagi, SIAPAPUN, Sof..
Kalaupun HARUS, bagikan separuhnya untuk nalurimu.
Karena sekali lagi, SIAPAPUN itu tak berpihak oleh sesuatu yang hidup, apalagi mati,
Termasuk nurani hati, yang biasanya selalu tepat menggambarkan suatu keadaan yang pasti terjadi,
di saat kita belum mengalaminya.


Bekasi, 23 April 2012 10:57 pm



Tidak ada komentar