Bidikmisi Menuju Kebebasan Finansial

by Sofy Nito Amalia

“Uang bulanan Bidikmisi kapan cair? Udah bokek banget, nih”

Pertanyaan itu lagi hangat-hangatnya jadi perbincangan di seluruh universitas di Indonesia, akhir-akhir ini. (Buat yang belum tahu beasiswa Bidikmisi adalah program beasiswa dari pemerintah Indonesia buat mahasiswa miskin berprestasi.) By the way, artikel ini cukup panjang, sekitar 10 menit, jadi gue minta tolong kesediaan waktunya buat ga skip dan lanjutin bacanya, thanks J

Dari beberapa komen di grup facebook dan forum, gue merasa sedih dengan kondisi temen-temen kita, dan gue harus bikin artikel ini.

Fakta membuktikan, perjuangan anak-anak Bidikmisi yang gue tahu ketika mereka sedang  kekurangan uang:


  • Ada anak BM yang udah 2 hari ga makan sampe dikasih nasi bungkus sama ibu-ibu di kampusnya. 
  • Ada juga cerita, seorang temen yang pinjem duit gocab, buat bisa “mancing” duit 30 ribu di rekeningnya, hanya supaya bisa pulang kampung buat ambil duit dari orang tua (orang tuanya belum tahu gimana caranya transfer uang, karena kondisinya sudah tua dan hidup di desa). 
  • Ada juga temen dari universitas lain, yang lagi haid, karena ga enak udah minta pembalut terus ke temen kosnya, akhirnya dia pake tisu dan kain L.

Ga usah jauh-jauh cari contoh orang lain. Gue sendiri dulu ngalamin seminggu makan nasi aking (nasi lawas yang dijemur ampe kering), pake lauk krupuk dikecapin, dan makan sambil nangis. Trus nasinya makin gurih karena kena air mata gue (canda sih yang ini).

Dulu tiap hari ngampus jalan kaki 45 menit dari kosan ke fakultas, ampe sepatu gue kelaparan (baca: solnya mangap).

Karena gue ga punya duit buat naik angkot. Daripada buat abang angkot, mending buat gue makan tiap hari. Trus kalo jalan harus diseret biar ga keliatan kalo mangap hahaha (gue sekarang ketawa kalo inget, tapi jaman dulu rasanya mau nangis).

Temen kosan dan sahabat-sahabat kampus gue ada yang tahu dan marah karena gue ga pernah cerita tentang hal ini. Akhirnya mereka patungan ngasih gue duit buat biaya makan dan transport, sekaligus kasih beras 5 kg, gula, dan sembako lainnya.

Udah sebelas-dua belas kaya korban pengungsian #throwback #thoughlife. Alhamdulillah gue bersyukur banget punya sahabat yang baik banget dan ga pamrih.

Terus pertanyaan, “Uang bulanan Bidikmisi kapan cair? Udah bokek banget, nih!” itu mau berakhir kapan?

Sampai kapan kita mau disuapi terus? Mau nunggu duit bulanan cair terus? Sampai kapan kita dapat belas kasihan dari orang? Kapan kita mau ngasih “sesuatu” ke negara ini?

Coba buka dan baca lagi, “surat cinta” yang dikirimkan sama Pak SBY secara personal ke tiap mahasiswa Bidikmisi.

Yang dicetak di sehelai kertas tebal, dengan tinta emas kenegaraan, lambang burung Garuda yang dicetak timbul, dan tanda tangan dari Pak SBY. Ini sedikit diantaranya:

Saya berharap kalian semua mutiara-mutiara Indonesia yang, Insya Allah, menjadi putra-putri terbaik, akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan. Teruslah belajar dengan gigih. Raihlah prestasi setinggi-tingginya. Negara menunggu karya dan pengabdian kalian semua untuk membawa Indonesia menuju masa keemasan dan kejayaan.

Saya ingin pada saatnya nanti, ikutlah mengubah jalannya sejarah. Bayar dan tebuslah apa yang telah negara berikan kepada kalian semua, dengan cara ikut berjuang mengurangi kemiskinan, keterbelakangan, dan ketertinggalan sebagaimana saya sendiri dan anak-anak pernah mengalami situasi itu di masa silam.

Jujur terharu banget baca surat cinta dari Pak SBY. Kalo bukan karena beliau, pupus lah sudah harapan saya buat bisa kuliah di Universitas yang bisa bikin saya merinding tiap nyanyi Mars-nya.

Terima kasih Pak SBY, Pak Menteri, dan orang-orang yang tanpa kenal lelah berusaha untuk memperjuangkan mimpi-mimpi kami, anak-anak yang kurang mampu tapi memiliki keinginan terus untuk maju.

Sebelumnya, gue mau ngomong. Mahasiswa Bidikmisi itu luar biasa potensinya. 4 jempol pun ga akan cukup buat kasih apresiasi ke mereka karena gue emang bener-bener salut sama keteguhan kalian buat berilmu dan merealisasikan mimpi.

Gimana ga luar biasa, lo terpilih dari jutaan orang lain buat duduk di bangku perkuliahan.

Inget jaman dulu, gimana susahnya usaha lo buat dapetin beasiswa ini?

Coba flashback, gimana perjuangan ayah ibu lo buat supaya anaknya bisa jadi sarjana? Gimana, udah inget? (Jangan mewek, please)

Kita boleh untuk sementara ini sedang berada di dalam kesulitan finansial, tapi saya yakin kita semua pasti bisa mencapai kebebasan finansial di masa yang akan datang.

Ah daritadi omong doang lu, Sof. Emang gimana caranya?

Nah, yuk mulai masuk ke pola pikir orang kaya. Boleh lah sekarang kita kere-kere dulu, tapi mental dan pola pikir kita kudu kaya, cuy! Inget quotes dari Bill Gates, “If you born poor its not your mistake but if you die poor its your mistake”. And I’m totally agree with him.

Gue percaya, kunci hidup sukses ada di habit atau kebiasaan yang lo lakuin setiap hari. Termasuk dalam mengelola keuangan. Mayoritas orang yang memiliki kebebasan finansial, mereka sukses menerapkan saving (menabung) dan investment (investasi).

Mau share dikit nih tentang kekayaan. Sebenernya, banyak dari masyarakat kita yang salah kaprah ngartiin apa itu kekayaan.

Kekayaan bukan dilihat dari barang konsumtif yang lo punya, penghasilan yang lo dapatkan, atau pun jabatan yang lo raih. Tapi, kekayaan dilihat dari seberapa banyak tabungan dan investasi yang lo punya.

Nah pertanyaannya, seberapa banyak lo udah saving dan investment?

Kita sebagai mahasiswa, terutama mahasiswa Bidikmisi, musti pinter nih dalam mengatur keuangan. Capek kan, kalo ngeluhin duit Bidikmisi kapan turun? Nah mending, buat mikir gimana caranya nambah pundi-pundi uang kita. Beberapa diantaranya:

a. Daripada otaknya dipake buat mikir “gue harus utang ke siapa”, mending buat mikir “gimana caranya duit gue nambah”.
Ya, utang adalah salah satu jalan menuju kebinasaan. Gimana enggak, kalo lo sering utang, gue mau kasih ucapan: “Selamat ya, hidup ini ada di fase basat (bahagia sesaat).”

Bahagia nya di awal bulan ketika menerima uang, dan kebahagiaan langsung sirna jika uang tersebut digunakan untuk bayar utang.

Kemudian mikir, utang lagi ah. Begitu seterusnya. Kalo fase hidup lo lagi kaya gitu, siap-siap move on ke fase hidup yang lebih baik. Kalo di ekonomi sendiri, ada utang produktif dan utang konsumtif.

Utang produktif itu utang buat beli aset yang nanti uangnya bakal muter dan bakal balik lagi jadi duit. Kalo utang konsumtif, ya ga usah dijelasin lagi lah, ya.

Intinya, jangan utang banyak-banyak! Apalagi utang konsumtif. Kalo terpaksanya musti ngutang, utang konsumtifnya diubah ke utang produktif supaya menghasilkan. Lebih baik lagi mah, ga usah ngutang. 

Kalo ada yang masih ngeluh, “Duit gue aja dikit, ga bisa hidup kalo ga ngutang.” Kata siapa? Berarti itu emang lo nya sendiri aja yang belom mau ngubah sikap! Tapi masih mendambakan punya uang banyak dan bebas finansial? Mimpi kali, ye.

b. Saving
Selama ini lo nabung dimana? Atau malah belom nabung?

Yuk sekarang mulai nabung. Oya saran gue, jangan pernah sekalipun nabung di rekening!

Hukumnya haram haha. Karena susah diterapkan.

Rekening itu udah ditakdirkan buat tempat keluar masuknya uang doang. Kecuali lo emang bikin rekening khusus yang autodebet buat nabung.

Guna saving itu jangan buat diambil. Lo bisa pake buat dana darurat sewaktu-waktu bener-bener butuh. Karena tabungan ini sifatnya lebih likuid, alias mudah diuangkan.

c. Investment
Banyak sekali macam investasi saat ini. Mulai dari saham, emas, properti, reksadana, sampai investasi pendapatan tetap macem punya kos-kosan. Jangan minder kalo lo ngerasa belom pernah investasi atau pun masih newbie tentang ini.

Tenang, lo ga sendirian, karena gue juga baru praktek. Waktu itu perencana keuangan terkenal, Safir Senduk dateng ke fakultas dan gue belajar banyak dari seminarnya.

Gue juga belajar dari buku-buku yang gue beli dari financial planner yang lain tentang kebebasan finansial. Terus, investasi apa yang cocok buat kita mahasiswa yang belom punya pendapatan sendiri?

Ada beberapa investasi yang bisa dibeli secara retail (dalam jumlah sedikit) seperti contohnya reksadana. Cara daftarnya pun mudah sekali. Cukup terjangkau buat kita para mahasiswa. Bisa 50 ribu, bisa 100 ribu tiap kali nabung. Lo bisa Googling lebih jelasnya tentang reksadana.

Ada lagi tabungan emas, yang lo bisa beli secara nyicil mulai dari goceng doang. Iya, goceng! Karena emas memang pergerakan harganya cukup stabil, dan return nya juga menjanjikan.

Ada lagi, investasi saham. Lo bisa buka rekening saham dengan cara mendaftar di IDX (bursa saham). Kalo di Semarang sendiri ada di Jalan MH. Thamrin. Banyaklah bertanya ke petugasnya kalo lo emang belom ngerti. Atau lo bisa ikut sekolah pasar modal yang diadakan sama IDX per berapa bulan sekali gitu.

Buang jauh-jauh anggapan, "Gue kan bukan anak fakultas ekonomi, ngapain belajar ginian." Buat gue, belajar kaya gini itu sama kaya belajar buat hidup. Belajar buat survive di antara sekian milyar orang yang ada di bumi.

Buat lo yang mahasiswa, bisa ikut gratis kalo lo udah punya kartu kepemilikan/kartu KSEI, atau membayar biaya yang lebih murah daripada orang pada umumnya.

Jangan pelit keluarin duit buat investasi, toh bermanfaat kan buat ke depannya.

Jangan mikir kejauhan dulu buat investasi properti atau pendapatan tetap lainnya. Yang penting kita rutin dan konsisten buat saving dan investment di awal bulan. Iya, di awal bulan! Inget ya, menabung dan investasi harus disisihkan sejak awal bulan, kalo emang pengen meraih kebebasan finansial.

c. Ikut lomba-lomba
Buat kalian anak BM, pasti udah ga asing lagi sama yang namanya LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah), lomba paper, essay, atau apa pun, you named it. 

Manfaatkan potensi otak encernya buat ikut lomba. Asah pengalaman, perbanyak link, sekaligus jalan-jalan ke luar kota.

Gue punya sahabat yang ajegile kecenya. Tiap ikutan lomba ga pernah ga menang. Minimal dapet juara 3, deh. Gue mah apa atuh, ikutan PKM 4 semester juga belom lolos haha.

Yah, memang tiap orang punya potensi yang berbeda. Gue ga terlalu bisa bikin paper, lebih suka nulis artikel dan fiksi. Lumayan lah buat nambah duit, sekaligus asah skill.

Lo yang suka fotografi bisa tuh cari job foto.

Yang suka gambar, bisa ngejual karyanya.

Pinter pidato, bisa ikutan lomba.

Yang jago akademik, bisa jadi tentor les.

Yang geek IT bisa buka service hardware.

Yang pinter desain atau bikin website bisa build up website.

Yang sering ngeblog bisa menghasilkan dollar dari PPC (Pay Per Click).

Intinya maksimalkan potensi, ubah karya menjadi uang.

d. Ikut program pemerintah atau instansi swasta
PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa), PMW (Program Mahasiswa Wirausaha), atau program-program lain yang kasih kucuran dana itu ada banyak banget di kampus.

Kalo lo bilang sedikit, itu karena lo ga tau infonya aja. Makanya sering maen ke mejanya petugas akademik.

“Pedekate” ke petugasnya buat cari info mengenai hal ini. Kadang info-info macem program hibah gini emang ga ditempel di papan pengumuman atau pun website.

Ini fakta lho, karena petugasnya sendiri yang cerita ke gue. Jadi kalo lo emang pengen tembus, musti rajin-rajin tanya dan cari info.

Lumayan lho kalo kita bisa lolos. Project yang kita bikin didanai. Dapet investor bermodalkan proposal, kan keren!

e. Berdagang
Gue optimis banget jadi pedagang. Karena di hadits yang gue baca, sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada di berdagang.

Jadi, selama lo masih muda, cobalah berjualan. Apa aja deh yang lo suka.

Kalo lo punya alesan, “Jualan apaan? Modal aja ga punya, duit juga cekak”. Itu adalah excuse yang expired dan basi. Niat lo masih kurang.

Mantepin dulu kalo emang mau berdagang. Gue sekarang jualan takoyaki dan buka angkringan di rumah. Awalnya dulu mulai jualan kosmetik karena gue demen sama lipstik. Trus gue mikir, kenapa gue ga jualan lipstik aja.

Terus karena waktu itu gue kena tipu, akhirnya ngumpulin modal lagi pelan-pelan. Gue bingung mau jualan apa, akhirnya gue jualan coklat. Karena gue suka makan coklat. Sesimpel itu kok.

Pilih produk yang lo suka aja. Karena kalo jualannya ga laku, bisa lo makan atau lo pake sendiri hahaha. Bukan itu sih maksudnya, karena kalo lo dari awal udah suka sama produk yang lo tawarkan ke konsumen, maka lo ga bakalan cepet nyerah buat ngejualin barang itu.

Lo boleh kok ga percaya sama orang lain, tapi kali ini percaya deh sama gue hehe.

f. Tetap jaga pola hidup sederhana
Makan seadanya (tiap hari juga seadanya sih).

Maksudnya jangan berlebihan dalam hal belanja. Tetaplah menjadi sederhana. Karena seperti hukum fisika, tekanan itu berbanding lurus dengan gaya. Kalo hidup lo banyak tekanan, artinya lo kebanyakan gaya.

Hematlah dalam hal-hal yang berbau konsumtif. Royal lah untuk memperbanyak hal-hal produktif. Semisal lo punya kendaraan, boleh lah sesekali naek angkot.

Itung-itung membantu program pemerintah mengurangi kemacetan dan mengurangi polusi. Atau kalo pas lagi ada kelebihan uang, sesekali boleh lah menghadiahi diri sendiri buat nongski cantik di mall, atau beli kopi di kafe, biar tau gimana rasanya, biar ga ndeso sesekali jadi kekinian.

Sesekali aja ya. Mayoritas orang jatuh di sisi finansial karena terlalu menuruti gaya hidup yang serba wah dan supaya dianggap eksis.

Tips di atas beberapa diantaranya ga berlaku buat mahasiswa tingkat akhir kaya gue, misal yang ikutan lomba-lomba (karena kan udah mau lulus). Buat mahasiswa tingkat akhir, ga ada tips dan rahasia lain buat mencapai kebebasan finansial selain dari keinginan kuat dari dalem diri lo sendiri. Itu toga udah melambai-lambai buat dipake, lho! #kebeletlulus #selfiepaketoga

Yuk #BanggaJadiBidikMisi! Terapkan ilmu-ilmu yang didapatkan. Inget pesan dari Pak SBY tadi. Eh jangan diinget doang, deng. Tapi dipraktekkin. Jangan takut gagal. Jangan cepet nyerah. Kalo lo nyerah dan takut gagal, berarti lo cupu. #BidikmisiAntiCupu

Kalo ada yang mau sharing dan tanya-tanya, kindly to sent me an email on sofynito.amalia@gmail.com. Via line juga bisa di @sofynito.

Beberapa brand dan produk investasi di atas sengaja ga gue sebutin. Nanti jadi endorser gratis dong gue hehe. Gue juga bukan tahu semuanya. Gue cuma suka sharing aja tentang hal-hal yang positif dan bermanfaat.


Hidup bisa didesain. Kebahagiaan bisa diatur. Karier bisa direncanakan. Mulailah dari sekarang.

SEHARUSNYA KITA MALU SAMA MR. R!


credit image: pictures.4ever.eu

Salah satu orang yang mampu mengubah jalan hidup gue adalah Mr. R. Sejujurnya gue ga kenal siapa dia.Makanya disebut Mr. R. Perubahan yang gue alami adalah, gue mulai berani untuk berbisnis.

Sekarang pertanyaannya, siapa itu Mr. R? Dialah Ray Kroc. Mungkin hanya segelintir dari kita yang ‘ngeh’, siapa itu Ray Kroc. Kalo gue sebut McDonald’s, coba ngaku, siapa yang ga tau? Lalu, apa hubungannya McD dan Ray Kroc?

Beliau adalah sosok di balik suksesnya McDonald’s. Di usia 50 tahun, dia baru terlibat dalam jaringan makanan terbesar di dunia. Dimana, orang 50 tahun pada umumnya lebih memilih untuk menikmati masa tuanya.

Suatu ketika, Ray Kroc mengunjungi sebuah restoran di daerah San Bernardino milik Richard dan Maurice McDonald. Ray Kroc kagum dengan sistem “servis cepat” yang diperkenalkan oleh dua bersaudara itu pada tahun 1948. Makanan disajikan dalam piring-piring kertas dan perabotan-perabotan plastik, dengan harga murah, dan pesanan tersedia dalam waktu kurang dari 60 detik. Hari berikutnya, Kroc memaparkan visinya kepada McDonald bersaudara untuk memberikan hak eksklusif penjualan model usaha. Dengan alasan sudah merasakan hidup yang nyaman dan tidak perlu bekerja lebih keras, awalnya McDonald bersaudara tidak tertarik. Namun pada akhirnya, usaha Ray Kroc tidak sia-sia.

Bukan berarti, restoran fastfood seperti McDonald’s ini adalah yang pertama kali. Ray Kroc memiliki banyak pesaing. Tetapi dia memiliki diferensiasi dari kualitas makanan, kebersihan, keseragaman restoran, hingga hubungan baik yang dibangun oleh para pewaralabanya.

Faktanya, banyak orang mengira bahwa Kroc muncul dengan ide orisinil dari McDonald bersaudara. Tetapi itu keliru. McDonald bersaudara menciptakan konsep dan sebagian besar pembangunan merek. Namun, sangat benar jika dikatakan bahwa Mr. R adalah orang dibalik suksesnya McDonald’s. Tanpa andilnya Ray Kroc, nama McDonald’s tidak akan terdengar hingga ke seluruh penjuru dunia, dan tetap akan menjadi restoran kecil di daerah San Bernardino.

Dari perjalanan hidup Ray Kroc tadi, gue salut sama perjuangannya. Originalitas yang dimiliki McDonald bersaudara ternyata tidak cukup. Perbedaan antara Ray Kroc dengan McDonald bersaudara adalah, Ray Kroc memiliki dorongan untuk mengubah bisnis kecil menjadi raksasa global, sedangkan duo McDonald tidak. Perlu keberanian tingkat tinggi dan rasa tidak pernah puas dalam mencapai hasil yang lebih baik.

Rasa tidak pernah puas itu beda banget sama ga bersyukur. Steve Jobs aja punya prinsip “Stay Hungry Stay Foolish” dan selalu ingin belajar dan terus belajar. Ray Kroc adalah seorang genius yang menurut Thomas Alva Edison sebagai 1% inspirasi dan 99% kerja keras. Lebih gilanya, Kroc tidak memiliki plan B. Pekerjaan sebelumnya sebagai sales multimixer memang menjanjikan. Tetapi usaha tersebut pasti akan berhenti pada masanya, dan dia tidak mungkin bertambah muda. McDonald’s benar-benar menjadi pertaruhan terakhirnya.

Seorang expert, dulunya adalah seorang beginner. Semua hasil yang besar dilakukan dari langkah yang kecil. Banyak anak muda jaman sekarang yang baru memulai saja sudah galau, parahnya lagi diupload di sosmed biar semua orang tau betapa galau dirinya akibat masalah yang dihadapi. Seharusnya kita malu sama Mr. R!